Memilih PSU Pure yang bagus dan berkualitas
Seberapa pentingkah kita memilih PSU (Power Supply Unit) ? Mengapa harus yang Pure , bukankah yang biasa sama saja, komputer bisa hidup dan digunakan...
Mari simak postingan saya kali ini sehingga anda dapat mengetahui cara memilih PSU yang baik , bagus & berkualitas.
Tidak banyak yang tahu apa itu PSU. PSU adalah komponen pada PC yang
memberikan supply tenaga bagi kehidupan PC. PC yang saya maksud di sini
adalah Desktop. Kenapa tidak banyak yang tahu ? Karena pada umumnya
orang-orang tidak akan membeli PSU secara spesifik! PSU diperoleh saat
orang membeli casing bagi PC mereka. Orang-orang hanya terpatok pada
prosesor, besarnya RAM, dan besarnya harddisk. Kemudian VGA dan casing
menjadi hal yang selanjutnya ada di pikiran. Sangat jarang orang menaruh
perhatian pada PSU. Ironisnya, PSU yang di bundling dengan casing,
sebagian besar memiliki kualitas seadanya padahal PSU memiliki tugas
yang krusial untuk menjaga pasokan listrik ke komponen-komponen PC
sesuai dengan kebutuhan. Kasus yang paling sering muncul adalah PSU
tidak mampu memasok listrik sesuai permintaan PC dan power failure pun
terjadi. Tidak jarang PC menjadi rusak dan banyak juga orang kehilangan
data-data penting dari kejadian ini.
Nah, dengan melihat begitu pentingnya peran PSU, pada tulisan ini saya akan berikan tips dalam memilih PSU. Tips yang ada di sini cukup 3 saja! benar hanya 3 tips mudah….
1. Alokasikan 10% budget komputer untuk membeli PSU. Misalnya anda ingin
membeli seperangkat PC seharga 4 juta rupiah, maka paling tidak siapkan
400 ribu untuk membeli PSU.
2. Hitung kebutuhan daya PC anda. daya yang mampu diberikan oleh PSU
setidaknya harus cukup untuk PC anda. coba kalkulasi kebutuhan daya PC
anda di sini!
3. Pilihlah PSU yang bagus!
Carilah power supply yang memiliki sertifikasi 80 plus. Ini berarti
power supply tersebut memiliki effisiensi daya 80% lebih. Jadi semakin
sedikit daya yang terbuang. Misal power supply tersebut memiliki
effisiensi 81%, berarti 81% daya yang ditarik dari PLN masuk ke komputer
dan yang 19% menjadi panas. Semakin tinggi effisiensi, maka semakin
rendah daya yang terbuang menjadi panas.
Contoh lagi, misal power supply 80 watt, memiliki effisiensi 80%.
Dia akan menarik dari PLN sebesar 100 watt. 80 watt masuk ke komputer,
20 watt menjadi panas.
Sertifikasi 80 plus ada 5 macam yaitu, Bronze, Silver, Gold,
Platinum, & Titanium. Khusus Titanium, hanya untuk power supply
server. Berikut tabelnya :
Saya rasa dari ketiga tips di atas yang ketiga lah yang sulit karena
kita tidak tahu bagaimana sih PSU yang bagus itu. Di bawah ini akan saya
jelaskan beberapa hal bagaimana menentukan bagus atau tidaknya sebuah
PSU. Saya bukanlah seorang expert, namun setidaknya uraian ini akan
memberikan sedikit pencerahan. Bagus atau tidaknya paling mudah dilihat
dari spesifikasi PSU tersebut, kemudian validasi dari spesifikasi PSU
itu. Spesifikasi PSU dapat berupa besarnya daya, Power Factor, Arus,
Voltase, Efisiensi, Rail, Ripple, dan yang lainya.
Daya Nyata (apparent)
Daya nyata merupakan daya secara nyata hasil produksi dari besarnya
voltase (volt) dan juga kuat arus (ampere). Daya nyata dinyatakan dengan
VA (volt ampere). Daya nyata ini bukanlah nilai yang sesungguhnya
dikonsumsi oleh perangkat yang kita gunakan.
Daya Sesungguhnya (real)
Daya real merupakan daya yang sesungguhnya dikonsumsi oleh perangkat.
daya real nilainya lebih kecil dari pada daya nyata. ke mana selisih
daya nya? Dari hubungan terlarang antara real power dan apparent power
ini memunculkan yang namanya power factor (pf). secara singkat, pf
adalah perbandingan antara Watt terhadap VA dengan nilai 0 < pf <
1. Bila pf = 1 artinya adalah tidak ada daya yang terbuang karena watt =
va. Nah, watt inilah yang menentukan besarnya kemampuan PSU sehingga
sesuai dengan perkiraan kebutuhan daya PC yang sudah anda hitung
sebelumnya. Misalnya penghitungan daya PC anda membutuhkan 400 W maka
belilah PSU dengan kemampuan 400 W, bukan 400 VA
Power Factor Correction (PFC)
PFC adalah kemampuan untuk memperbaiki besarnya power factor. Secara
umum, PSU tanpa PFC akan menghasilkan nilai pf antara 0.5 sampai 0.7.
untuk passive PFC akan menghasilkasn pf antara 0.7 – 0.8 dan untuk
Active PFC menghasilkan pf sampai dengan 0.99. Kenapa pf begitu penting?
pada negara yang melakukan billing dengan menggunakan besaran VA, maka
akan lebih baik bila nilai pf sebesar mungkin. simulasinya adalah
sebagai berikut:
Setrika A 300 watt dengan pf 0.7 menghasilkan 428.57 VA
Setrika B 300 watt dengan pf 0.9 menghasilkan 333.33 VA
Misalkan harga listrik adalah Rp.100,- / VA / detik maka setrika A harus
membayar lebih mahal daripada setrika B. Berbeda jika listrik dihitung
dalam watt, Rp.100,- / watt / detik maka yang harus dibayar setrika A
sama dengan setrika B.
Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan antara besarnya energi yang dihasilkan
terhadap energi yang digunakan (out/in) dalam satuan yang sama. PSU
ideal memiliki efisiensi 100% yang artinya tidak ada energi yang
terbuang. Saat ini kategori PSU yang baik adalah memiliki efisiensi
>80%. Misalnya PSU A memerlukan daya 500W (PLN) untuk menghasilkan
400 W yang dibutuhkan oleh PC, maka efisiensi PSU A adalah 400/500 = 80%
Ripple
Ripple adalah fluktuasi pada besar arus listrik. Arus listrik yang
digunakan dalam perangkat elektronik (termasuk PC) adalah DC (direct
current), bukan AC (alternate current). Secara ideal DC memiliki besar
yang tetap sepajang waktu, ripple yang dimaksud di sini adalah fluktuasi
kecil pada DC yang terjadi dalam domain waktu yang kecil. ripple yang
terlalu besar dan berlangsung dalam waktu lama dapat merusak perangkat
elektronik. PSU dengan ripple <5% bisa dikatakan PSU yang bagus.
RAIL
Rail atau jalur pada PSU saat ini yang penting adalah 3.3 Volt, 5 Volt,
dan 12 Volt. Kenapa harus ada RAIL? ini karena setiap perangkat di PC
membutuhkan supply tegangan yang berbeda. Saat ini komponen PC paling
banyak memanfaatkan tegangan 12 volt, oleh karena itu rail 12 Volt
sangatlah penting. PSU yang baik harus memiliki besarnya tegangan yang
sesuai dengan rail nya. Misalnya tegangan pada rail 12 Volt haruslah
sebesar 12 V juga, tidak boleh 11 V ataupun 13 V! memang secara
ketentuan nilai yang ditoleransi adalah sebesar 5%.
12 V, rentang toleransi tegangan 11.4 – 12.6 Volt
5 V, rentang toleransi tegangan 4.75 – 5.25 Volt
3.3 V, rentang toleransi tegangan 3.135 – 3.465 Volt
Arus (ampere) yang mengalir pada setiap rail juga merupakan faktor yang
sangat penting. Karena saat ini komponen pada PC memanfaatkan lebih
banyak jalur 12 V maka sudah seharusnya jalur 12 V memiliki besar arus
yang besar. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:
PSU 500 VA pada rail 3.3 V memiliki arus maksimal 30 A = 90.90 VA; pada
rail 5 v memiliki arus maksimal 60 A = 300 VA; pada rail 12 V memiliki
arus maksimal 9.1 A = 109.1 VA
tidak lebih baik dari
PSU 500 VA pada rail 3.3 V memiliki arus maksimal 30 A = 90.90 VA; pada
rail 5v memiliki arus maksimal 30 A = 150 VA; pada rail 12 V memiliki
arus maksimal 21.59 A = 259.1 VA
mengapa? karena komponen sekarang lebih banyak memanfaatkan rail 12 V!
Jadi kita juga harus lebih mengukur pembagian daya pada rail PSU
tersebut. Bila kita perhatikan, kemampuan PSU mensupply daya secara
total adalah penjumlahan dari kemampuan supply daya tiap rail nya.
Bagaimana PSU yang baik itu? menurut saya, untuk PSU 400 Watt arus
maksimal pada rail 12V paling tidak adalah 23 A untuk PC sekarang.
Selain itu muncul juga istilah single rail dan multi rail. Multi rail,
secara singkat adalah PSU yang memiliki rail 12 V lebih dari satu.
Misalnya rail 12v1, 12v2, dan 12v3 artinya PSU ini memiliki 3 rail 12V.
Hal ini diciptakan agar kabel yang digunakan pada rail 12 V dapat
dibagi-bagi sehingga tidak perlu menangani arus yang terlalu tinggi.
Nah, mana yang lebih baik antara single rail 12v/75A dengan multi rail
12v1/25A ; 12v2/25A; 12v3/25A??? masih menjadi perdebatan saat ini
dengan masing-masing argument nya kalau pengen tau cari saja di google
dengan kata kunci “single rail vs multi rail PSU”
Protection
Hal yang tidak kalah penting adalah proteksi yang dimiliki oleh sebuah
PSU. Proteksi ini secara umum adalah untuk menghindari meledaknya PSU
(yang berpotensi kebakaran) karena dipaksa bekerja melebihi
kemampuannya. Proteksi ini misalnya Over Power Protection (OPP) dimana
PSU akan switched off bila terjadi kelebihan daya, Over Current
Protection (OCP) saat terjadi kelebihan arus, Over Voltage Protection
(OVP) saat terjadi kelebihan tegangan.
KESIMPULAN
Jadi, PSU yang baik itu adalah…
Mampu menyediakan daya sesuai spesifikasinya. Misalnya PSU 400W dengan
benar dapat menyediakan 400W. inilah yang dinamakan Pure PSU.
Memiliki Active PFC sehingga nilai pf mendekati 1
Memiliki efisiensi > 80%
Memiliki ripple < 5%
Memiliki RAIL yang sesuai spesifikasi tegangan dan arus. ingat, rail 12v yang terpenting untuk saat ini.
Toleransi tegangan tiap RAIL adalah 5%
Memiliki proteksi yang lengkap
Mampu bekerja 100% pada suhu kerjanya.
Memiliki konektor yang lengkap dan sesuai kebutuhan. Macam-Macam konektor PSU di PC ada di sini.
Harga, Garansi, Sistem Kabel (modular dan non modular) adalah pertimbangan tambahan
Kira-kira itulah hal yang menentukan baik/tidak nya PSU. Lalu muncul
pertanyaan bagaimana cara kita mengukur besaran-besaran tersebut?
jawabannya sangat sulit, mahal, dan membutuhkan keahlian/skill khusus.
Trus???? cara termudah adalah dengan membaca review tentang PSU tersebut
dari seorang reviewer handal dan dapat dipercaya.
Sumber : AMD'erz Indonesia