Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penyebab Nyendat - Nyendat Vario 125 PGM-FI

Vario 125 PGM-FI merupakan salah satu dari sekian produk motor HONDA yang mempunyai segudang keunggulan teknologi. Namun akhir-akhir ini banyak keluhan yang disampaikan bahwa motor ini sering nyendat-nyendat pada putaran rendah sehingga busi standart dari motor ini sering minta ganti yang baru jauh sebelum masa atau periode pergantian rekomendasi pabrik (biasanya tiap 8000 km) agar performa motor kembali normal (tidak nyendat-nyendat di kecepatan rendah)

Pergantian Busi tidak sesuai jadwal inilah yang selalu dikeluhkan oleh pecinta Vario 125 PGM-FI karena harus bolak-balik bengkel padahal motor ini tergolong motor unggul dalam teknologi. Mengapa bisa demikian?… cara paling cepat tentu saja dengan melihat  busi di permukaan INSULATOR NOSE (Keramik pembungkus elactroda). Insulator ini berfungsi sebagai pelindung agar aliran listrik tidak bocor ke bagian samping (THREAT), karena aliran listrik harus menuju kebagian Center Electroda sehingga terjadi loncatan bungan api pada bagian Electrode Gap agar terjadi proses pembakaran.


                                         Gambar 1.  Anatomi Busi
 Sudah banyak dijelaskan diiberbagai forum dan website mengenai kondisi permukaan Insulator Nose yang dapat mempengaruhi performa busi. Tetapi untuk khusus untuk permasalah busi di Vario 125 adalah : Penumpukan Endapan Carbon (Carbon Fouling)

Dry Carbon Fouling                               Wet Carbon Fouling
 Endapan Karbon ini dapat menjadikan performa busi menjadi berkurang karena karbon juga bersifat penghantar listrik sehingga kekuatan loncatan bungan api di area ELECTRODE GAP akan menjadi berkurang dengan demikan pembakaran akan menjadi tidak sempurna. Bisa dikatan pula bahwa aliran listrik pada busi tersebut  terjadi konsleting (Short) atau bocor.


Faktor yang menyebabkan timbulnya endapan carbon :
             1. Campuran bensin terlalu kaya
             2. Sistim kelistrikkan buruk
             3. Terlalu lama dalam kondisi putaran stasioner (idle)
             4. Motor dipakai terlalu pelan
             5. Salah pemilihan code busi (terlalu dingin)
             6. Mutu bahan bakar buruk atau tidak sesuai kompresi mesin
             7. Sensor O2 rusak
Dari ke enam faktor diatas yang paling dimungkinkan adalah faktor no 3,4 dan 6.
Telalu lama pada kondisi putaran stasioner (idle) dan Motor dipakai terlalu pelan     Apabila motor terlalu sering dalam kondisi Idle atau dipakai dengan kecepatan yang terlalu rendah akan menyebabkan endapan karpon pada pemukaan insulator karena busi tidak dapat membersihkan sendiri endapan ini. Karbon ini dapat hilang dengan sendirinya apabila busi berada pada suhu 450 – 870 derajat Celcius



Mutu bahan bakar buruk ; Kendaraan berteknologi advance (seperti Vario 125) memerlukan bahan bakar yang sesuai spesifikasinya yaitu dengan bahan bakar RON 92 atau 95. Apabila dipaksakan menggunakan bahan bakar RON 88 maka proses pembakaran akan tidak sempurna yang secara tidak langsung akan timbul kerak karbon pada permukaan Busi, Valve dan Sensor Oksigen. Kodisi ini dapat menjadi buruk lagi yaitu motor kehilangan power akibat suhu ruang bakar meningkat tajam terutama adalah busi (area electroda) yang akan mempengaruhi tidak stabilnya loncatan listrik (misfire) disekitar gap busi, akibatnya bensin tidak terbakar dengan sempurna. Kenyataannya hanya Indonesia saja yang masih menggunakan bensin RON 88 sedangkan diseluruh dunia pemakaian bahan bakar ini sudah dilarang pemakaiaanya karena sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan teknologi mesin  automotif dan  juga bensin ini sebenarnya sudah tidak ramah lingkungan.
Hasil tes emisi Avanza Closed Loop


Bahan bakar
CO (%)
HC (ppm)
Premium
0,04
50
Pertamax
0,02
37
Pertamax Plus
0,03
23
Shell Super
0,02
24
Shell Super Extra
0,02
9



Tabel diatas menjelaskan bahwa kandungan Hidrocarbon bensin premium yang terukur didalam knalpot Avanza Close loop O2 sensor paling tinggi dibanding bahan bakar lain ( RON 92 dan 95). Sudah jelas bahwa hidrocarbon  yang terukur diatas adalah senyawa bensin tidak terbakar yang akan memperburuk kerak karbon. 
Apabila kondisi pembakaran bagus maka permukaan isolator keramik busi bersih tanpa kerak ( busi dari motor vartek ane)
image
Kesimpulan :
  1. Vario 125 pgm-fi kurang cocok dengan bensin RON 88 yang dapat menimbulkan kerak karbon pada Busi lebih jauh lagi dapat menyumbat Catalitic Converter dan merusak fungsi Oksigen sensor.
  2. Motor jangan terlalu lama pada kondisi Idle (putaran stasioner) karena busi perlu harus pada suhu 450 – 870o C agar dapat membersihkan endapan karbon secara sendirinya.
  3. Apabila tetap memaksa memakai premium maka :
               a. Busi harus ganti tipe yang lebih tahan terhadap panas (misal : Iridium) dimana busi punya grade yang lebih dingin dari standar
               b. Memperbesar pengapian (hati-hati sistim ECM dapat rusak)
               c. Motor jangan sering dipakai terlalu pelan

  1. Salam One Heart

Berita terbaru 1 Oktober2012:

Kini AHM bersiap2 mengeluarkan busi khusus WTF peminum bensin premium yang akan dimulai bln awal Nopember.
Busi yg akan digunakan adalah pengganti busi NGK CPR7EA9 dan DENSO U22 yaitu :
- NGK CPR9EA-9
- DENSO U27EPR9
image
Bila melihat kode busi ternyata mempunyai grade yang lebih dingin dr standart. Bahkan lebih dingin dr busi yg pernah dipakai mekanik ahass sbg solusi awal masalah busi vario125.
Sumber: Otoplus 1-7 Oktober 2012
Terkadang motor ini ada gejala ngepos saat mesin dingin. Hal ini disebabkan tekanan kompresi ruang bakar yang tinggi sehingga diperlukan panas yang cukup pada busi agar berkerja optimal. Gejala ngepos awal ini bisa di kurangi yaitu :
1. Memodifikasi kepala electroda busi atau biasa disebut Side Gap Sparkplug.
2. Memperbesar pengapian misal dengan alat tambahan TCI-COIL BOOSTER

image

Sumber : Klik Disini